Kisah Nabi Ibrahim Qurban Ismail – Penyembelihan hewan kurban merupakan ibadah yang sangat dianjurkan bagi mereka yang mampu, dilakukan pada hari Idul Adha hingga hari Tashrik selesai. Membunuh hewan Qurban juga merupakan salah satu bentuk taqarrub atau mendekatkan diri kepada Allah SWT. Lalu bagaimana sejarah pengorbanan ini?
Peristiwa Kurban terjadi setelah Raja Nimrud membakar Nabi Ibrahim. Sebagai bukti kenabian dan salah satu mukjizat Nabi Ibrahim, Allah menyelamatkannya hingga api yang membakar tubuh Nabi Ibrahim mendingin. Setelah kejadian itu terjadi, Nabi Ibrahim memutuskan untuk hijrah meninggalkan Raja Namrud dan kaumnya. Setelah hijrah, Nabi Ibrahim menikah dengan Siti Hajar dan dikaruniai seorang putra, Nabi Ismail.
Kisah Nabi Ibrahim Qurban Ismail
Singkat cerita, semakin lama sang ayah hidup, semakin hari Ismail semakin tua. Nabi Ibrahim begitu mencintai Ismail, hingga suatu hari Nabi Ibrahim bermimpi membunuh dan mengorbankan putra kesayangannya. Saat itu Nabi Ismail berumur 7 tahun, ada juga yang mengatakan umurnya 13 tahun. Namun saat itu Nabi Ismail sudah mampu membantu ayahnya dalam segala pekerjaan dan mampu bertanggung jawab.
Memaknai Idul Adha Dengan Meneladani Keikhlasan Nabi Ibrahim A.s Dan Ketaatan Nabi Ismail A.s”
Nabi Ibrahim saat itu merasa sangat kebingungan. Hingga Nabi Ibrahim bertapa dan memohon petunjuk kepada Allah. Setelah itu Nabi Ibrahim mengalami mimpi yang sama pada malam kedua dan ketiga, hingga akhirnya Nabi Ibrahim beriman dan membenarkan bahwa mimpi tersebut nyata dan harus ditindaklanjuti. Akhirnya Nabi Ibrahim menceritakan mimpinya kepada Ismail. Allah SWT menceritakan kisah itu dalam kalam-Nya
Maka ketika anak itu telah mencapai (usia) siap bekerja bersamanya, dia (Ibrahim) berkata, “Wahai anakku! Sungguh, aku bermimpi bahwa aku telah membunuhmu. Maka pikirkanlah pendapatmu!” dia (Ismail) menjawab, “Wahai ayahku! Lakukan apa yang (Allah) perintahkan kepadamu; Insya Allah, kamu akan menemukanku di antara orang-orang yang sabar.” (QS. As-Saffat : 102)
Sebagai sosok yang sangat taat terhadap perintah Allah, Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail melakukan apa yang menjadi ketetapan bagi keduanya. Meski dengan hati yang sedih dan wajah penuh air mata, mereka harus melakukan segala sesuatunya dengan ikhlas demi menunaikan perintah-Nya. Masya Allah, kejadian itu merupakan contoh teladan indah yang patut kita berikan, bahwa tidak ada yang lebih mulia dari menaati perintah-Nya dan tidak ada kenikmatan yang lebih sempurna dari menunaikan segala kewajiban-Nya.
Ketika keimanan dan keyakinan sudah mengakar dalam jiwa, maka ia mampu menaklukkan segala hawa nafsunya. Imannya adalah dia mengutamakan lebih dari apapun, hingga Nabi Ibrahim taat dan taat untuk bisa melaksanakan perintahnya.
Kisah Nabi Ibrahim Dan Putranya, Nabi Ismail I Helmi Kamaliah, S.ag
Setelah menyelesaikan skenario tersebut, terlihat jelas kesabaran dan ketaatan Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail. Hingga akhirnya Allah tidak menghendaki pembunuhan itu terjadi, bahkan mengharamkannya dan mengganti Qurbannya dengan seekor kambing. MasyaAllah.. Qurban merupakan hal yang sangat dinanti saat Idul Adha. Pasalnya, hari raya ini akan ditandai dengan banyaknya masyarakat yang bersedekah dengan berkurban dan membagikan daging kurban kepada tetangga.
Namun tradisi ini tidak lepas dari sejarah awal kurban itu sendiri yang diambil dari kisah Nabi Ibrahim yang membunuh putranya Nabi Ismail atas perintah Allah SWT.
Banyak orang yang bertanya-tanya, apakah peristiwa Nabi Ibrahim membunuh putranya, Ismail, hingga menjadi tradisi umat Islam saat ini?
Dikutip dari Muslim.org, kisah Nabi Ibrahim membunuh Ismail sepertinya berakhir sangat membahagiakan. Bahkan dari cerita itu, kami melakukan kurban dengan hewan yang dianjurkan dalam syariat.
Kisah Nabi Ibrahim Yang Sanggup
Berawal dari mimpi, Nabi Ibrahim mendapat wahyu dari Allah SWT untuk membunuh putranya sendiri, Nabi Ismail. Mimpi tersebut tentu membuat Nabi Ibrahim kesal dan sedih, benarkah ia akan membunuh putranya seperti binatang?
Karena kesedihannya tersebut, Nabi Ibrahim menceritakan kepada putranya tentang mimpi tersebut. Namun betapa sedihnya Nabi Ibrahim ketika mendengar jawaban Ismail. Bukannya takut, anak kecil itu justru meneguhkan apa yang diperintahkan Tuhan.
Singkat cerita, Nabi Ibrahim asah pedangnya agar tajam dan tidak melukai leher anaknya saat dibunuh. Penuh kesedihan, Nabi Ibrahim mulai mengeksekusi putranya.
Dengan penuh keyakinan, Nabi Ismail dibaringkan dengan kaki dan tangan terikat tali. Sebelum membunuh anak tersebut, godaan setan datang dan berbisik di telinga Nabi Ibrahim agar tidak melakukan hal tersebut. Namun Nabi Ibrahim tidak menghiraukannya dan malah melemparkan batu ke arah setan yang kemudian menjadi tradisi melempar jumrah.
Ekor Kambing Semarakkan Idul Adha 1443h Di Balai Rehabilitasi Terpadu Penyandang Disabilitas
Setelah berhasil mengusir setan, Nabi Ibrahim melanjutkan dengan membunuh putranya, Ismail. Dengan mengucapkan takbir sebanyak tiga kali dia membunuh leher Nabi Ismail.
Tak disangka, sebuah mukjizat datang kepada Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail, dimana Allah SWT mengutus malaikat Jibril untuk menukar Nabi Ismail dengan seekor kambing. Peristiwa ini kemudian menjadikan tradisi bagi umat Islam untuk melakukan kurban pada Idul Adha.
Rumah Tangga Teuku Ryan dan Ria Ricis Diprediksi Tenggelam, Ki Kusumo: Ada Unsur Luar yang Ganggu
Kisah qurban nabi ibrahim dan ismail, kisah nabi ibrahim dan ismail singkat, kisah nabi ibrahim dan ismail, sejarah qurban nabi ibrahim dan nabi ismail, kisah nabi ibrahim tentang qurban, kisah nabi ibrahim dan ismail tentang qurban singkat, kisah nabi ibrahim ismail dan ishak, kisah nabi ibrahim dan ismail lengkap, kisah nabi ibrahim saat menyembelih ismail, cerita kisah nabi ibrahim dan ismail, kisah qurban nabi ibrahim, kisah nabi ibrahim dan ismail tentang qurban